Jumat, 25 Mei 2012

Sayembara ARBBI Design 2011



Modernisasi tak dapat dielakaan, hal ini juga yang menyebabkan sisi egois masyarakat modern menjadi  semakin kental , rumah telah menjelma menjadi bagian eksklusif dan superprivat. Pagar-pagar tinggi didirikan. Area hijau dikesampingkan. Lalu dimana kehidupan bersosial yang penuh semangat kegotongroyongan dan kekeluargaan yang menjadi budaya luhur bangsa kita. Dimana tradisi menjaga alam dan bercocok tanam yang diwariskan nenek moyang kita?



 



Sebuah konsep rumah yang mencoba berpenampilan modern namun tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi bertetangga masyarakat Indonesia yang guyub rukun satu sama lain. Menghibahkan halaman depan untuk area bermain anak-anak serta garasi yang berfungsi juga sebagai perpustakaan umum.






Denah lantai 1 mengadopsi bentukan rumah panggung, dimana lantai 1 dibuat terbuka dan menyatu dengan alam. sekat-sekat berupa dinding diminimalkan untuk memberi kesan luas dan lapang. hal ini juga selaras dengan konsep pendapa  pada rumah Jawa. Dengan tidak adanya sekat dinding diharapkan ruang lantai 1 menjadi lebih dinamis untuk kegiatan-kegiatan bermasyarakat yang membutuhkan space lebih lapang seperti hajatan, kenduri, arisan ataupun yasinan.

Pintu rumah dibuat menjadi satu dengan garasi, hal ini untuk memberi kesan terbuka dan ramah pada para pengunjung perpustakaan. Nuansa terbuka juga dihasilkan bukaan jendela model pivot yang terbuat dari material bambu. Untuk model dapur seperti sebuah warung, sehingga tamu tidak merasa sungkan untuk diajak makan bersama, sudah menjadi tradisi masyarakat kita untuk menawarkan makan bersama kepada tamu. Jadi lantai satu memang dikonsep untuk publik, tidak ada lagi sikap egois memiliki rumah untuk diri sendiri, sebuah upaya untuk menciptakan keramah-tamahan dengan tetangga dan tamu. Dan berbanding terbalik dengan lantai dasar, lantai atas difungsikan untuk area privat keluarga, seperti ruang tidur dan ruang bersama



Apakah desain ini berhasil me-reintepretasi-kan rumah panggung atau tidak? bagi saya desain ini juga sebagai "alarm" untuk saya pribadi, bahwa sebuah rumah bukan hanya milik penghuni rumah, akan tetapi ada yang namanya space untuk hubungan sosial dengan tetangga, ada space untuk semangat kegotong-royongan dan kebersamaan dengan masyarakat sekitar, serta ada space untuk alam, tumbuhan dan binatang. Hidup memang harus berkembang, rumah boleh tampil modern, namun tradisi bermasyarakat atau berkampung haruslah selalu dijaga.






POSTER PRESENTASI : (klik gambar untuk ukuran lebih besar)





Designer:
Gustav Anandhta


status: entry

project deadline: 2012

competition organizer: ARBBI

0 komentar:

Posting Komentar