Selasa, 12 November 2013









Berdasarkan sensus sosial dan ekonomi nasional pada tahun 2010, kebutuhan rumah yang belum terpenuhi (backlog) di Indonesia mencapai 13,6 juta unit. Kebutuhan itu setara dengan seperlima jumlah kebutuhan 61 juta keluarga. Pertumbuhan kebutuhan rumah dari keluarga baru rata-rata mencapai 700-800 ribu unit per tahun. Selain itu laju pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat menjadi beban untuk membangun rumah. Sementara angka permukiman kumuh juga semakin meningkat. Pada 2004 permukiman kumuh mencapai 54 ribu hektare. Sedangkan pada 2009 diprediksi mencapai 57,8 ribu hektare. Menurut Menteri Negara Perumahan Rakyat Muhammad Yusuf Ashari, mengatakan dana untuk revitalisasi permukiman kumuh masih kurang. Adapun jumlah rumah tangga yang tidak layak huni sangat besar. Sebanyak 14 persen rumah masih berlantaikan tanah, 12,5 persen berdinding non-permanen. Sebanyak 1,2 persen masih beratap daun rumbia dan 9,5 persen hidup di rumah yang rusak. 

Salah satu faktor tidak terpenuhinya kebutuhan rumah tinggal adalah masih tingginya angka kemiskinan sehingga mengakibatkan ketidakmampuan masyarakat Indonesia secara finansial untuk membangun atau membeli rumah tinggal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan sebuah sistem dan teknologi yang dapat mengurangi biaya pembangunan rumah, sehingga dapat dijangkau oleh kemampuan finansial atau daya beli  masyarakat. Pengurangan biaya pembangunan salah satunya dapat dilakukan melalui percepatan masa konstruksi, untuk itu diperlukan sistem komponen dan metode konstruksi yang mampu mendukung kecepatan konstruksi. Metode konstruksi yang memenuhi aspek kecepatan membangun salah satunya adalah sistem prefabrikasi. Kecepatan dari sistem prefabrikasi dikarenakan komponen-komponennya sudah dibuat terlebih dahulu dan sebagian dipasang oleh pabrik (off site). Setelah semuanya siap, kemudian diangkut ke lokasi, disusun kembali dengan cepat, sehingga tinggal melengkapi utilitas (utility) serta pengerjaan akhir (finishing). Dengan demikian, beberapa manfaat seperti waktu konstruksi yang cepat, lingkungan pembangunan yang lebih bersih, dan biaya yang lebih murah, dapat diraih. Kelemahan dari sistem prefarikasi adalah terbatasnya keleluasan dalam mendesain, karena komponen sudah dibuat berdasarkan modul tertentu, sehingga terbatas pada apa yang tersedia. 





contoh aplikasi lain dari komponen prefab untuk bangunan kos atau asrama






Designer: Gustav Anandhita

status: nominasi https://app.box.com/s/bb33mozf316fknry74b0

project deadline: 2013

competition organizer: ARBBI Design Award

0 komentar:

Posting Komentar