Berdasarkan sensus sosial dan ekonomi
nasional pada tahun 2010, kebutuhan rumah yang belum terpenuhi (backlog) di Indonesia
mencapai 13,6 juta unit. Kebutuhan itu setara dengan seperlima jumlah kebutuhan
61 juta keluarga. Pertumbuhan kebutuhan rumah dari keluarga baru rata-rata
mencapai 700-800 ribu unit per tahun. Selain itu laju pertumbuhan penduduk yang
meningkat pesat menjadi beban untuk membangun rumah. Sementara angka permukiman
kumuh juga semakin meningkat. Pada 2004 permukiman kumuh mencapai 54 ribu
hektare. Sedangkan pada 2009 diprediksi mencapai 57,8 ribu hektare. Menurut
Menteri Negara Perumahan Rakyat Muhammad Yusuf Ashari, mengatakan dana untuk
revitalisasi permukiman kumuh masih kurang. Adapun jumlah rumah tangga yang
tidak layak huni sangat besar. Sebanyak 14 persen rumah masih berlantaikan
tanah, 12,5 persen berdinding non-permanen. Sebanyak 1,2 persen masih beratap
daun rumbia dan 9,5 persen hidup di rumah yang rusak.
Salah satu faktor tidak terpenuhinya kebutuhan rumah tinggal adalah masih tingginya angka
kemiskinan sehingga mengakibatkan ketidakmampuan masyarakat Indonesia secara
finansial untuk membangun atau membeli rumah tinggal. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan sebuah sistem dan teknologi yang dapat
mengurangi biaya pembangunan rumah, sehingga dapat dijangkau oleh kemampuan finansial atau daya beli masyarakat.
Pengurangan biaya pembangunan salah satunya dapat dilakukan melalui percepatan
masa konstruksi, untuk itu diperlukan sistem komponen dan metode konstruksi yang
mampu mendukung kecepatan konstruksi. Metode konstruksi yang memenuhi aspek
kecepatan membangun salah satunya adalah sistem prefabrikasi. Kecepatan dari
sistem prefabrikasi dikarenakan komponen-komponennya sudah dibuat terlebih
dahulu dan sebagian dipasang oleh pabrik (off site). Setelah semuanya siap,
kemudian diangkut ke lokasi, disusun kembali dengan cepat, sehingga tinggal
melengkapi utilitas (utility) serta pengerjaan akhir (finishing). Dengan
demikian, beberapa manfaat seperti waktu konstruksi yang cepat, lingkungan
pembangunan yang lebih bersih, dan biaya yang lebih murah, dapat diraih. Kelemahan
dari sistem prefarikasi adalah terbatasnya keleluasan dalam mendesain, karena
komponen sudah dibuat berdasarkan modul tertentu, sehingga terbatas pada apa
yang tersedia.
contoh aplikasi lain dari komponen prefab untuk bangunan kos atau asrama
Designer: Gustav Anandhita
status: nominasi https://app.box.com/s/bb33mozf316fknry74b0
project deadline: 2013
competition organizer: ARBBI Design Award
0 komentar:
Posting Komentar