Senin, 01 Oktober 2012


"Mari pasrah pada mekanisme alam yang sudah dibangun alam selama bermilyar-milyar tahun". Konsepnya sesederhana itu?! Sebenarnya bisa dibilang sederhana sekaligus rumit. Karena untuk memahami alam sangatlah rumit, maka jadilah desain yang sederhana ini. Katakanlah demikian meski coretan ini seolah hanya sebuah pembenaran.

Jadi begini, saya coba berpikir bagaimana alam bekerja, bagaimana muasal manusia menyikapi alam dan bagaimana akhirnya manusia dan alam dapat bekerjasama dengan akur. Ya, itu dulu, saat manusia masih bergantung pada alam dalam membuat tempat tinggal. Awalnya seperti memanfaatkan cekungan atau gua yang sudah ada. Lalu berikutnya mulai berkembang dengan memakai ranting kayu, ilalang dan kulit hewan, itupun masih apa yang disediakan alam. Dan akhirnya manusia mulai bisa mengolah dan mengembangkan sumber daya alam seperti batu dan kayu, mereka menciptakan kolom-kolom struktur yang gagah. Disinilah titik awal dimana manusia akhirnya berbalik mengeksploitasi alam secara habis-habisan, termasuk dalam hal berumah tinggal. Dengan segala daya cipta yang mereka punya, manusia mulai lupa bagaimana menyikapi alam, bahkan menentangnya. Ya menentangnya. Seolah persetan dengan dampak yang akan timbul dari kepongahan mereka.

Seolah mencoba mengais memori yang sempat hilang tentang keharmonisan alam dengan manusia, dimana alam berperan sebagai ibu yang menjaga dan mengasuh anaknya. Desain ini mencoba menelisik kembali apa hakikat sebenarnya dari sebuah hunian, apa makna awal dari sebuah rumah bagi manusia, rumah bagi lingkungan sekitar dan rumah sebagai bagian dari ekosistem kehidupan lainnya.

panel 01 - Design Concept
(click image for a larger view)



panel 02 - Detail Design
(click image for a larger view)


Designer: Gustav Anandhta

status: competition entry

project deadline: 2012

competition organizer: Indocement Awards 2012

0 komentar:

Posting Komentar