"Kami ini Anak Merdeka
Tak berpunya tapi merasa kaya
Semua di dunia milik bersama
Tuk dibagi sama adil dan merata
Kubawa bawa matahariku, kubagi bagi layaknya roti
Semua mendapatkannya semua senang bersama sama"
Lagu Anak Merdeka - Marjinal
Tak berpunya tapi merasa kaya
Semua di dunia milik bersama
Tuk dibagi sama adil dan merata
Kubawa bawa matahariku, kubagi bagi layaknya roti
Semua mendapatkannya semua senang bersama sama"
Lagu Anak Merdeka - Marjinal
cara sederhana kami (yang ngakunya sarjana teknik arsitektur) agar bisa
berguna buat lingkungan sekitar. Meski sederhana, tapi perjalanan
selalu dimulai dari langkah awal, dan ledakan besar selalu bermula dari
sebuah letupan kecil. :)
"Satu Lembar untuk Bersama"
Di sekolah mereka dipaksa untuk belomba-lomba menjadi nomor satu, saling bersaing untuk menjadi yang terbaik dan mendapatkan pujian gurunya, sementara yang tidak berhasil bersaing merasa dirinya bodoh, bahkan sebutan bodoh kadang muncul dari mulut gurunya, lalu diikuti dengan cemoohan temannya.
Jadi kenapa harus terus-terusan bersaing? Sesekali mari kita kenalkan mere
Di sekolah mereka dipaksa untuk belomba-lomba menjadi nomor satu, saling bersaing untuk menjadi yang terbaik dan mendapatkan pujian gurunya, sementara yang tidak berhasil bersaing merasa dirinya bodoh, bahkan sebutan bodoh kadang muncul dari mulut gurunya, lalu diikuti dengan cemoohan temannya.
Jadi kenapa harus terus-terusan bersaing? Sesekali mari kita kenalkan mere
ka
untuk saling bahu-membahu, bekerjasama dan belajar berbagi. Sebuah
kertas kosong untuk bersama-sama mereka gambar dan warnai. Meski sempit,
semua anak mendapatkan bagiannya, tak perlu harus sikut-sikutan atau
berebut karena lembar ini milik mereka bersama. Sebuah lembar kosong
cerminan mimpi bersama yang harus mereka bangun dan warnai bersama.
Belajar untuk mengesampingkan ego pribadi untuk menjadi yang "ter". Mungkin ini yang lupa diajarkan di sekolah, yaitu menjadi baik semua, menjadi nomor satu semua, tak ada lagi sebutan si pintar dan si bodoh, tak ada lagi sistem peringkat yang hanya menciptakan kerenggangan dan menggerus kepercayaan diri si anak. Lebih baik jalan bergandengan tangan sampai garis finish bukan? daripada harus berlari dan saling salip untuk jadi yang terdepan. Karena hidup adalah pertemanan, bukan perlombaan :)
Belajar untuk mengesampingkan ego pribadi untuk menjadi yang "ter". Mungkin ini yang lupa diajarkan di sekolah, yaitu menjadi baik semua, menjadi nomor satu semua, tak ada lagi sebutan si pintar dan si bodoh, tak ada lagi sistem peringkat yang hanya menciptakan kerenggangan dan menggerus kepercayaan diri si anak. Lebih baik jalan bergandengan tangan sampai garis finish bukan? daripada harus berlari dan saling salip untuk jadi yang terdepan. Karena hidup adalah pertemanan, bukan perlombaan :)
"Bermain Tiga Dimensi"
Bosan dengan gambar dua dimensi, sesekali adhek-adhek pengen main tiga dimensi. Eemm.. sebenarnya kakak-kakak yang ngakunya lulusan jurusan arsitektur ini malah kalah sama mereka. Eeemm.. apa karena keseringan main tiga dimensinya di komputer ya? :p
*nah mungkin sesekali kita harus kembali menjadi bocah, agar pikirannya lebih waras :D
Bosan dengan gambar dua dimensi, sesekali adhek-adhek pengen main tiga dimensi. Eemm.. sebenarnya kakak-kakak yang ngakunya lulusan jurusan arsitektur ini malah kalah sama mereka. Eeemm.. apa karena keseringan main tiga dimensinya di komputer ya? :p
*nah mungkin sesekali kita harus kembali menjadi bocah, agar pikirannya lebih waras :D
bosen duduk-duduk.. artinya?? saatnya ke lapangan.. Berlarian dan bernyanyi sekencang-kencangnya.. :D
Permainan ular naga mungkin efektif buat melatih budaya antri.. tapi masalahnya, yang udah tua-tua itu ingat kagak permainan ini? *di loket, di jalan raya, di pembagan sembako semua main serobot.. :P
Permainan ular naga mungkin efektif buat melatih budaya antri.. tapi masalahnya, yang udah tua-tua itu ingat kagak permainan ini? *di loket, di jalan raya, di pembagan sembako semua main serobot.. :P
Dan petualangan kamipun akan terus berlanjut..
0 komentar:
Posting Komentar